Sebagaimana tercantum
dalan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa semua warga
negara Indonesia memperoleh hak yang sama dalam memperoleh pendidikan yang
bermutu. Namun, nampaknya hal ini belum berjalan sebagaimana mestinya, masih
banyak daerah di Indonesia yang belum memperoleh pendidikan yang layak. Bahkan
masih ada daerah yang belum mempunyai akses pendidikan, kalaupun ada itu pun
harus ditempuh dengan jarak yang bergitu jauh.
Tidak meratanya akses
pendidikan di daerah-daerah di tanah air harus menjadi perhatian yang serius.
Pasalnya, pendidikan merupakan hal yang penting bagi semua warga Indonesia. Warga
yang berada di daerah-daerah pelosok dan terpencil juga harus mendapatkan
pendidikan yang layak. Namun, karena terbatasnya sarana dan prasarana yang ada,
maka pendidikan di daerah-daerah tersebut masih sangat minim, bahkan tidak ada.
Kurang meratanya akses pendidikan
di daerah-daerah pelosok dan terpencil
tersebut menyebabkan anak-anak dan warga di daerah tersebut tidak dapat memperoleh
pendidikan yang sama dengan anak-anak di perkotaan. Hal ini menyebabkan anak-anak dan warga di daerah pelosok dan terpencil menjadi buta aksara. Anak-anak dan warga tidak dapat membaca,
menulis, dan berhitung yang disebabkan tidak adanya akses pendidikan di daerah
tersebut.
Kurangnya guru di
daerah pelosok dan terpencil tersebut merupakan faktor utama yang menyebabkan
buta aksara di daerah tersebut. Banyak guru yang kurang berminat untuk mengajar
di daerah-daerah pelosok dan terpencil. Kondisi geografis yang sulit ditempuh
menjadi salah satu alasan kurangnya guru di daerah-daerah terpencil dan
pelosok. Medan yang jauh dan sulit ditempuh menjadi salah satu penyebab banyak guru
yang tidak mau mengajar di daerah-daerah pelosok dan terpencil. Kurangnya
jumlah guru di daerah-daerah terpencil perlu menjadi bahan kajian bagi kita
semua agar pendidikan dapat merata di semua daerah di tanah air, tidak
terkecuali daerah pelosok dan terpencil.
Berdasarkan hal
tersebut, maka perlu ada alternatif pemecahan masalah agar masyarakat di daerah
pelosok dan terpencil tidak selamanya terpuruk dalam hal pendidikan. Anak-anak di
daerah terpencil perlu mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak-anak di
daerah-daerah lain.
Mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan kependidikan harus memiliki kepedulian
terhadap dunia pendidikan, khususnya di daerah-daerah pelosok dan terpencil.
Anak-anak di daerah pelosok tersebut sangat membutuhkan ilmu pengetahuan serta
akses pendidikan. seperti yang dilakukan oleh Slamet Suparyoto yang mengajar di SD
Inpres Tiwerea, sebuah sekolah dasar yang berada di Desa Jembu Rea, Nanggapanda, Kabupaten Ende, Nusa
Tenggara Timur. Untuk mencapai SD tersebut tidaklah mudah, karena harus melewati jalan
berbukit, lembah yang curam, menyeberangi sungai, kondisi geografis yang sangat
ekstrem. Jarak yang jauh untuk sebuah perjuangan mendidik anak bangsa (http://uny.ac.id/, 3/10).
Mahasiswa calon pendidik dapat memberikan kontribusi besar terhadap
dunia pendidikan di Indonesia, mereka bisa memberikan pendidikan dan pengajaran
di daerah Ende. Mahasiswa calon pendidik harus selalu diberi penguatan komitmen
agar mereka siap dan mampu mengajar di daerah-daerah terpencil dan pelosok
seperti di daerah Ende tersebut. Komitmen sangatlah diperlukan bagi para
mahasiswa kependidikan agar mereka berani di tempatkan di mana saja, tak hanya
di daerah kota, namun juga di daerah pelosok dan terpencil di tanah air.
Anak-anak di daerah Ende tersebut memiliki semangat besar untuk belajar.
Jarak yang amat jauh dan kondisi geografis yang sangat ekstrem tidak menjadi
kendala bagi mereka untuk dapat menimba ilmu. Dengan bangunan sekolah yang apa
adanya, kegiatan belajar mengajar pun berlangsung. Terkadang satu guru bisa
mengajar sampai tiga kelas. Atau satu ruang kelas digunakan untuk tiga kelas
sekaligus. Di daerah seperti itu, guru memiliki peran yang sangat penting
karena di situ guru dituntut untuk memberikan penguatan-penguatan pada siswa
tentang mata pelajaran dan nilai-nilai moral pada siswa.
Para mahasiswa dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa di daerah
pelosok dan terpencil harus menyesuaikan dengan kondisi alam serta keadaan
sekeliling siswa. Mahasiswa dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di daerah
tersebut untuk memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran. Sebagai
contoh, untuk daerah yang banyak terdapat pohon-pohon, dapat memanfaatkan
ranting-ranting pohon sebagai media pembelajaran matematika di jenjang Sekolah Dasar.
Untuk daerah pesisir pantai, dapat belajar IPA Sekolah Dasar dengan mengamati
ombak di pantai. Guru juga bisa mengajak siswa untuk belajar di luar kelas (outdoor) agar para siswa tidak jenuh
dengan hanya belajar di ruang kelas. Siswa membutuhkan suasana yang santai dan
nyaman agar mereka dapat dengan mudah menyerap dan menerima materi pelajaran
yang diberikan oleh guru.
Selain belajar dengan alam, anak-anak di daerah Ende, Nusa Tenggara
Timur juga perlu sekali-kali diperkenalkan dengan teknologi informasi.
Mahasiswa dapat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan laptop agar
anak-anak mengetahui perkembangan teknologi. Anak-anak pasti akan senang jika
guru mampu berinovasi dengan menggunakan media elektronik seperti laptop.
Para siswa di daerah Ende juga sangat harus dikenalkan dengan beragam
kebudayaan nusantara agar mereka mampu menghargai dan menghormati
keanekaragaman budaya yang ada di nusantara Indonesia. Pengenalan kebudayaan
Indonesia ini sangat urgen diberikan
kepada siswa-siswa agar mereka mau menerima perbedaan yang ada dan saling
toleransi antar kebudayaan yang ada di nusantara. Dengan penanaman nilai
kebudayaan ini diharapkan para siswa dapat memahami pentingnya persatuan dan
kesatuan bangsa. Peran mahasiswa di sini adalah memberikan pembelajaran,
pendidikan, serta bimbingan kepada para anak di daerah pelosok dan terpencil.
Kegiatan mendidik dari para mahasiswa ini dapat menjadi wadah bagi para
mahasiswa sebagai agent of change
dalam mewujudkan kesetaraan pendidikan di tanah air Indonesia. Kegiatan sosial
ini dapat dihimpun dan menjadi organisasi yang bergerak di bidang sosial
pendidikan. Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi peran pergerakan mahasiswa
dalam dunia pendidikan. Menumbuhkan berbagai hal yang belum diketahui oleh
anak-anak di daerah terpencil dan pelosok. Mulai dari ilmu pengetahuan,
nilai-nilai dalam masyarakat, kebudayaan nusantara, pendidikan karakter, serta
banyak hal lain.
Apabila semua mahasiswa memiliki kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya
peran mereka di daerah-daerah terpencil, maka pendidikan di Indonesia akan
semakin merata. Anak-anak di daerah terpencil dapat menikmati pendidikan dari
para mahasiswa. Persatuan dan kesatuan bangsa akan terjaga, tak ada
diskriminasi antara anak di perkotaan dan anak di daerah pelosok negeri.
Hal ini tentu juga harus dibarengi dengan peran serta pemerintah dalam
mendukung segala sarana dan prasarana di daerah-daerah terpencil tersebut akar
pendidikan di daerah tersebut tidak semakin tertinggal. Pihak universitas juga
harus mendukung kegiatan-kegiatan mahasiswanya untuk dapat mendidik di
daerah-daerah yang terpencil.
Hidup Mahasiswa! Tunjukkan aksimu di daerah-daerah pelosok negeri!