Selasa, 11 September 2012

PERIZINAN APOTEK PERLU DIPERKETAT

Setelah Indonesia dihebohkan dengan kasus korupsi yang tak kunjung selesai, kini Indonesia kembali dihebohkan oleh dunia kesehatan dengan dijualnya obat-obat psikotropika di apotek-apotek. Kasus tersebut tentu mencengangkan banyak pihak, karena apotek yang seharusnya menjual obat-obatan yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit justru menjual obat-obatan psikotropika.
Obat-obat psikotropika yang dijual di apotek-apotek tersebut akan membawa dampak yang sangat buruk bagi para generasi muda bangsa Indonesia. Apabila pemuda dengan tidak sengaja mengkonsumsi obat-obatan dari apotek yang tidak bertanggung jawab, maka pemuda tersebut akan ketagihan dalam mengkonsumsi obat psikotropika tersebut. Lama-kelamaan pemuda tersebut akan terjerat dalam arus narkoba yang akan membawa dirinya dalam keterpurukan. Apotek-apotek yang tidak bertanggung jawab ini tentu akan menggelisahkan banyak orang, karena masyarakat banyak yang tidak tahu apakah obat yang dibelinya di apotek merupakan obat psikotropika atau bukan.
Dibalik penjualan obat-obatan psikotropika, ternyata apotek-apotek tersebut juga menerima resep dokter yang menganjurkan pemakaian obat-obatan psikotropika tersebut. Hal ini tentu sangat disayangkan, karena dokter justru menjerumuskan pasiennya ke dalam jurang narkoba. Seorang dokter seharusnya memiliki kode etik kedokteran, dan mampu memilih obat mana yang baik bagi pasien, bukan memberikan obat-obatan jenis psikotropika. Jika benar, dengan sengaja dokter memberikan resep obat psikotropika kepada pasien, maka dokter tersebut harus segera diberi sanksi yang tegas, bila perlu dicabut izin praktiknya karena membahayakan banyak orang.
Apotek-apotek yang menjual obat-obatan psikotropika tersebut juga perlu ditindak dengan tegas, kerena hal ini menyangkut masa depan generasi bangsa Indonesia. Izin pendirian apotek juga perlu diperketat untuk mencegah penjualan obat-obatan psikotropika. Perlu ada pemantauan agar tidak ada lagi apotek-apotek yang tidak bertanggung jawab.

Dimuat di Suara Mahasiswa, Harian Jogja
Selasa, 11 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar